Sabtu, 22 Desember 2012

Achid, kenapa ngga mau dipanggil ukhty?

Beberapa orang bertanya seperti itu. Beberapa orang yang mungkin sedikit agak heran dengan pernyataan kalau saya ngga pernah mau dipanggil ukhty.
Di lingkungan saya berkomunikasi setiap hari, lingkungan kampus ataupun media sosial, kami memang terbiasa memanggil dengan 'ukhty', sapaan dalam bahasa Arab..

Lalu apa yang salah dalam panggilan itu?
Tentu saja tidak ada yang salah...

Panggilan ukhty sebuah kebanggaan bagi seorang muslimah, merupakan sebuah identitas yang mungkin dapat diartikan sebegai 'pembeda' dalam lingkungan dakwah.

Lalu apa yang salah dengan 'pembeda' itu?
Tentu juga tidak ada.

Tidak semua pembeda itu buruk. Dibedakan dari lingkungan itu yang membuat saya takut.
Bukan takut dianggap 'sok alim' dan sok - sok yang lain.
Namun takut menjadi sombong.
Naudzubillah min dzaalik..

Allaah selalu tau maksud hati hambanya. Pun ketika mulai muncul perasaan sombong.
Ingin dianggap menonjol dan lebih daripada yang lain.
Saya hanya takut, muncul penyakit hati seperti itu, bukan lebih..

Di titk seperti ini pun, saya merasa masih sangat jau dari kata baik.
Bahwa berusaha selalu baik itu bukan berarti saya yang terbaik.
Tapi saya sungguh takut akan jadi sombong..

Saya pernah berada, bahkan pada lingkungan yang buruk luar biasa.
Tempat yang mungkin tidak pernah ingin kalian datangi jika saja kalian tau mudharatnya.
Saya pernah mencoba banyak hal, yang mungkin jika tau rasanya, kalian benar - benar tidak akan pernah mau mencobanya.

and here i am..
dengan seseorang yang berbeda, mencoba mendapatkan ridho Rabb nya..

Saya masih sama seperti dulu..
cuma bedanya saya selalu berusaha menjadi lebih dan lebih baik
insyaa' Allaah

Kalau melihat teman - teman akhwat di lingkungan kajian, murobbiyah, liqo' dan sebagainya,
pasti sangat terasa ukhuwahnya..
semangat yang menggebu dalam menuntut ilmu..
semangat bersaudara, semangat yang berlandaskan dakwah Lillahi Ta'ala


Karena hakikat dakwah yang sebenarnya bukanlah pada pikiran yang sudah berada pada lingkungan kajian,murrobiyah itu..
Dakwah yang sebenarnya ada pada lingkungan di luar itu..

Namun panggilan ukhty bukannya haram
Silakan meamanggil dengan panggilan kesayangan ittu
sebagai tanda kita bersaudara karena Allaah..

Namun panggilan ukhty bukannya dilarang
Cukup lah dengan 'Achid' saja..

Tidak mau dipanggil ukhty, adalah cara saya untuk tidak membatasi
Antara saya dan lingkungan yang tidak sebaik sekarang
Saya berkaca bahwa pada masa sekelam apapun, hati yang lembut menerima hidayah akan mencari jalannya sendiri..
bahwa perjalanan kembali mencari Robbi, pasti akan terjadi..
Akan ada suatu titik nanti, di mana cuma ada satu jalan..
Perjalanan panjang menuju pulang...

Maka muali sekarang panggilah saya 'Achid'
itu cukup..

Sabtu, 15 Desember 2012

Buat Ibu - Seseorang yang aku rindu


Pagi ini, bahkan mungkin setiap pagi..
Tak kurasakan hangat matahari seperti biasa
Ya, lima tahun sudah, Bu
Aku tak lagi melihatmu di sela-sela matahari
Seakan jauh, semakin jauh

Hanya teringat beberapa bulan yang lalu saat aku pulang
Melihatmu sakit...
Duduk di kursi roda
Dan hatiku hancur karenanya

Pagi ini, Bu..
Andaikan aku punya waktu
Yang tak hanya mendengar kabarmu
Aku benar-benar ingin memijat kakimu
Bercerita tentang kota ini
Kota yang dinginnya bukan main
Bukan karena udara
Tak lebih hanya karena engkau tak ada

Kadang aku rindu obrolan kita dulu
Tentang masa kecil,
Pengalaman hidup,
Airmata semasa muda,
Perjumpaan dengan seseorang yang akhirnya kupanggil 'Bapak'
Ah betapa tak mudah dulu hidupmu, Bu..

Jika aku punya keberanian..
Mungkin akan kurangkaikan bunga warna jingga
Kubentuk mahkota
Agar dapat kupakaikan di kepala ibu..
Hanya rangkaian bunga jingga, tak akan cukup membalas apa-apa

Jika saja aku bisa..
Mungkin setiap malam datang aku minta tidur di sampingmu
Biar kuingat lagi
Aroma yang menina-bobo kan aku selagi bayi

Maaf Ibu,
Kadang aku lupa pulang..
Lupa betapa pentingnya mencium tanganmu dan meminta restu
Lupa betapa pentingnya setiap doa
Di sepertiga malammu..

Ah, Ibu...
Sungguh sulit menghitung
Sungguh rasanya tak cukup dengan apapun
Berapa besar yang harus kukembalikan nanti
Selain doa...
Semoga Selalu disayang oleh-Nya

Lebih dari yang ada sekarang
Ibu, aku ingin pulang...

Buat Ibu ,Yang mengalirkan darah di setiap pembuluh nadi, Yang membuat jantungku berbunyi, Yang menjadi perantaraku hadir di bumi
Tidak memasang fotomu, bukanb karena aku malu, Bu.. Tapi sungguh karena hendak menjaga kehormatanmu. Biar wajahmu hanya ada di hatiku.. 

Rabu, 05 Desember 2012

Alhamdulillah....

Bulan kemarin ada pengumuman bahwa akun [at] pedulijilbab lagi bikin #timSPJ. Luar biasa sih soalnya mungkin baru ada akun twitter yang ngajakin back to syar'i terus sampai ke dunia nyata (keep istiqomah, keep hamasah, aamiin)

Engga berpikir lama sih buat langsung menyetorkan diri untuk menjadi salah seorang diantaranya. Bismillah dan berharap yang terbaik aja. Tapi karena tugas kampus menumpuk, akhirnya lupa kalau foto belum dikirim. Karena emang engga punya foto full body gitu seperti yang sudah disyaratkan. Pas udah masuk tanggal 1 Desember akhirnya pasrah aja, namanya juga pelupa, hehhehe...

Qodarullah, 
Sampai akhirnya tanggal 4 Desember dapet email dari teh [at] cindhinouvie, ngasitau bahwa saya kepilih. whaaaaattt?!!

Saking ngga percayanya langsung mensyen tuh akun [at] pedulijilbab dan ternyata bener kepilih jadi #timJilbabCare. Subhanallah..
Yang jelas sih seneng dan engga nyangka. Berharap aja bisa menjalankan tugas dan amanah sebaik-baiknya. Insyaa' Allaah


Bonusnya, punya teman-teman baru yang sama-sama berjuang dalam syar'i.
Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin...

Rabu, 21 November 2012

Belajar dari Penjual Sapu

Gambar diambil dari Google.com


Beberapa minggu kepindahan saya di kota solo, membawa saya bertemu seorang penjual sapu. Bapak tua itu, saya tidak yakin bisa menebak usianya dengan pasti, membawa setumpuk dagangan sapu dan berbagai alat kebersihan dengan sepeda tua. Saat itu kami waktu maghrib sudah hampir tiba, saya dan teman saya, memandangnya sedih. Bapak tua itu berjalan sendiri, menuntun sepedanya, langkahnya agak terseok. Kami bersepakat mengejarnya, memberinya sejumlah uang Cuma-cuma tanpa bermaksud menghina.

Beberapa minggu setelah itu, saya melewati pasar Gede. Saya melihat bapak itu lagi. Dengan sepeda yang sama. Dagangannya itu-itu juga. Entah berkurang atau bertambah. Kembali saya menaruh iba. Hanya sejenak berpikir, sudahkah ia makan hari ini? Sudahkah dagangannya laku? Atau jangan-jangan sejak pertemuan pertama memang dagangannya hanya itu. Kali ini, saya tidak meberinya uang. Bukan pelit, tapi sungguh, ada hal lain yang menunggu saya. Ah, semoga Allaah mengampuni...
Kemarin, pemandangan yang sama saya lihat. Dengan sepeda yang sama dan dagangan yang rasa-rasanya sama. Saya tidak tahu lagi harus bagaimana. Kadang terlintas untuk mengikuti kemana bapak tua penjual sapu itu pergi, dimana rumahnya, dengan siapa ia tinggal, siapa yang menemaninya ketika harus menghadapi masa tua dengan bekerja dan banyak pemikiran yang saya tidak tahu, sebenarnya harus saya pikirkan atau tidak.

Mau tidak mau, saya harus terpuaskan dengan kesimpulan bahwa bapak tua itu menuntun sepedanya untuk berjualan alat kebersihan setiap hari. Pagi sampai sore. Panas ataupun hujan deras. Laku atau tidak ia harus tidak berhenti mencoba. Karena ada roda sepeda yang harus terus berputar, sapu yang harus dijual, dan perut yang harus kenyang. Intinya hanya itu.
Bercermin padanya membuat saya hancur. Bahkan sampai sekarang saya masih begini saja. Usia yang muda tidak membuat saya mencoba terus. Kadang perasaan jenuh, jengkel, tidak sabar itu datang, ketika sekali gagal. Padahal petlu ribuan kali bangkit untuk berhasil.
Berkaca pada kehidupan penjual sapu otu membuat saya tertampar. Bahkan selama ini saya masih sangat kufur akan nikmat-Nya. Bahkan selama ini saya masih menuntut macam-macam soal hidup saya. Bahkan saya masih berani melukis pelangi buat diri saya sendiri, menyingkirkan keingintahuan saya tentang badai di luar kehidupan saya.

Bahkan saya masih berani bercita-cita beli mobil dengan keringat saya sendiri, sementara bapak itu hanya memutar roda sepeda tua. Bahkan saya masih bermimpi membeli gadget ini-itu, padahal bapak tua itu, entah berapa buah sapu dan alat kebersihan lain yang harus ia jual demi membeli sebungkus nasi.
Bahkan saya masih bisa berkata, betapa malangnya saya bila dibandingkan si A, si B, si C dan lainnya. Padahal saya belum pernah tahu rasanya berjalan kaki menuntun sepeda tua dengan dagangan setumpuk setiap hari. Padahal saya masih mengeluh kalau magh saya kambuh. Padahal saya masih sering menggumam kalau terasqa demam. Sementara ada kehidupan lain di luar sana yang tidak bisa kita bayangkan rasanya jika kita berada di tempat mereka.

Surah Ar Rahman (disebut 31 kali)
 فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?”

Bahkan kita belum bisa berjanji pada diri sendiri. Kelak kalau sudah punya mobil pribadi, gadget bagus, dan rumah yang megah, masihkah kita ingat bersedekah?

Mungkin kita akan lupa rasanya kehujanan di jalan.. Lupa rasanya jengkel diklakson mobil saat naik motor, karena lebih sering meng-klakson motor..

Mungkin nanti kita akan lupa melihat ke bawah, melihat sekeliling kita, melihat orang-orang yang lebih susah...

Mungkin nanti kita akan rindu rasanya berteduh di pinggir jalan saat kehujanan, rindu bertemu bapak tua penjual sapu......

Mungkin nanti kita akan butuh bersyukur, karena lupa cara bersyukur...
Naudzubillah..!

Sabtu, 17 November 2012

Badai Akan Berlalu

Bismillah....

Baru nulis lagi setelah tahun baru kemarin (baca : Tahun Baru Islam).

Apa yang baru?
Umm, kehidupannya, ritme hidupnya, semangatnya sebenarnya harus lebih diperbaiki. tapi sedih banget ternyata belum.
Maafkan ya Rabb, sampai saat ini masih membuang waktu dengan percuma,
Maaf buat Ibunda, yang sampai saat ini ternyata masih belum bisa melakukan apupun yang bisa membuatmu bangga..

Mmmh..
Mimpi untuk sekolah sampai ke jenjang doktoral itu belum habis,
dan mimpi untuk jadi penulis itu masih pada tempatnya,
mimpi untuk jadi ibu yang baik, wanita sholehah dan bidadari surga masih berada di ujung jalan yang sekarang masih saya cari-cari.
hanya berharap istiqamah..

Pada saatnya, berharap melakukan sesuatu buat saudara di #gaza, berjihad melawan musul Allaah rasanya tidak pernah berhenti untuk diperjuangkan.
Sementara ini hanya bisa membant lewat doa, belum bisa berjihad :')

Berbahagialah kalian yang kembali kepada-Nya dalam keadaan sebaik-baiknya, Saudaraku..
Allaah ridho kepada kalian.

Rindu saya pada kalian, dan menunjungi rumah Allaah, tidak akan pernah surut.
Sementara biarkan doa kepada Yang Maha Hidup menghidupkan kalian dalam semangat jihad dan ukhuwah.

Allaah Maha Besar, semoga kalian bersabar....

Badai ini akan segera berlalu, pada saat itu matahari akan menghangatkan kalian, mengahangatkan kita.
Dalam iman, dalam taqwa..

Selasa, 23 Oktober 2012






dalam satu waktu, kita pernah ada pada kotak yang sama
terbingkai dalam satu masa
kita menyebutnya kenangan

kita tidak pernah tau, sepanjang apa kita berjalan
dan kapan kita harus berhenti
cuma Dia yang tau..

sekarang waktumu pulang, Kawan..
tidurlah yang tenang
dalam dekapan Tuhan


innalillahi wa inna ilaihi raji'un..

MAUT

Bismillah..
It was very busy day.. Nggak tau kenapa capek nya luar biasa. Makan juga males, efek home alone soalnya..
Pas nyampe rumah, baca sms temen SMA :"Innalillahi wa inna illaihi roji'un, telah meninggal dunia Nurochim......"
DEG!!Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Sempat kepikir waktu itu. Kok bisa? Sempet rasanya nggak percaya.Soalnya Ochim (panggilannya Nurochim) itu temen sekelas di SMA dan masih terhitung pengantin baru. Kemarin ketemu sama dia dan istrinya pas Ramadhan, buka puasa bareng temen SMA.
Beberapa temen SMA langsung SMS, BBM ke saya. Nanyain kebenarannya. Saya bukan termasuk orang yang selalu dapet kabar tercepat dari teman-teman, lokasi nomaden saya sebabnya. Tapi sayaa tahu, ini serius. Ochim sempet beberapa Minggu opname di Rumah Sakit di Malang. Gagal ginjal. Sepertinya hampir sama seperti Almarhum Bapak. 
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali? ‪(Maryam: 67)
Dari ada menjadi tidak ada, dari tidak ada menjadi ada. Segala sesuatu yang menjadi kuasa Alloh adalah mutlak menjadi milik-Nya. Termasuk hidup kita yang sementara. Siapa yang mengira?Kemarin, Ayah teman saya. Hari ini teman saya. Mungkin besok saya atau anda, atau siapa saja..Kita tidak akan pernah tahu.
Beribadah, apapun bentuknya, adalah cara yang paling baik ketika kita sedang mengingat kematian. Akan seperti apakah kematian kita nanti?
Bagi orang kafir yang ingkar kepada Allah digambarkan :Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, (an-Naaziat 1)Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka? ‪(Muhammad: 27)Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri). ‪(Al-Anfaal: 50)Sebaliknya bagi orang beriman, Al-Qur’an menyatakan :dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, ‪(An-Naazi’aat: 2)Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. ‪(Fussilat: 30)(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Salaamun’alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. ‪(An-Nahl: 32)Betapa menakutkan ketika kita berada dalam keadaan kafir, naudzubillah!Lalu apa yang selama ini kita lakukan untuk mempersiapkan MATI?Mari bertanya pada diri-sendiri...

(Telah kusampaikan ya Rabb, saksikanlah)


Rabu, 03 Oktober 2012

NENGOKIN


Assalamu'alaykum...

kayanya udah lama banget ngga negokin blog. umm, apa lupa ya kalo punya blog..
hahaha..
nggak mungkin lah! alasan klasiknya gara-gara sinyal internet di kontrakan itu nggak begitu bagus. jadinya ya gitu.

dari agustus ke Oktober.. udah banyak hal yang terlewat
mulai pindahan dari Jakarta ke Solo sampai masuk kuliah.
Mulai temen-temen baru yang mau nggak mau akan membuat saya 'belajar' lagi..
:)

Nice then,
semoga 'nengokin' blog malam ini akan membuat saya tidak melupakan kalau saya punya halaman sekedar untuk menumpahkan pemikiran dan ego.

keep istiqamah..

Wassalamu'alaykum...


Senin, 27 Agustus 2012

Pakaian Taqwa (Part 2)








"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita salehah" (H.R. Muslim dan Nasa'i)

 Tak ada yang lebih baik dari mengenakan 'perhiasan' taqwa. Bagi wanita menampakkan tubuh kecuali telapak tangan dan wajah adalah sesuatu yang harusnya dihindari. Mengapa? Karena wanita adalah keindahan dunia. Point of interest dari apapun yang ada. Dan itulah sebabnya eksploitasi tubuh wanita sangat sulit dihindari. Naudzubillah...

Dan tentu tak ada yang lebih baik untuk wanita, selain pakaian taqwa.

Dan pakaian taqwa memiliki persyaratan, diantaranya :

1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan.
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang biasa nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka… (QS. An Nur : 31)
Ayat yang mulia ini menegaskan kewajiban bagi para wanita mukminah untuk menutup seluruh perhiasan, tidak memperlihatkan sedikitpun kepada orang-orang yang bukan mahromnya kecuali perhiasan yang biasa nampak. Benar, terdapat perselisihan yang cukup panjang tentang anggota tubuh yang dikecualikan tadi.
Namun pendapat terkuat –insyaAlloh- adalah pendapat mayoritas ulama ahli tafsir dan hadits yang mengatalan wajah dan kedua telapak tangan merupakan anggota tubuh yang dikecualikan. Dengan catatan penting sekali, bahwa menutupnya merupakan amalan yang lebih utama, karena inilah contoh yang dipraktekkan oleh sebaik-baik wanita yaitu para wanita sahabat, tabi-in dan tabi’ut tabi’in. Al Hafidh Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bariy 6/226 : “Merupakan adat para wanita yang senantiasa berlangsung sejak dahulu hingga sekarang, mereka menutup wajah-wajah mereka dari manusia di luar mahromnya.”

2. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh
Dari Usamah bin Zaid rodhiyallohu anhu, beliau berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam memberiku baju Qubthiyyah yang tebal yang merupakan hadiah dari Dihyah Al-Kalbi rodhiyallohu anhu kepada beliau shollallohu alaihi wa sallam. Baju itupun aku pakaikan pada istriku. Nabi shollallohu alaihi wa salllam bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubthiyyah ?” Aku menjawab : “”Aku pakaikan baju itu pada istriku.” Lalu beliau bersabda : “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qubthiyyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya. “ (HR.Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan)
Dalam kitabnya Nailul Author 2/97, Al- Imam Asy-Syaukani mengatakan : “Hadits ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi badannya dengan pakaian yang tidak menggambarkan badannya. Ini merupakan syarat bagi penutup aurot…”
Saudariku…Perhatikanlah pesan putri Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, Fatimah binti Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam.. Beliau pernah berpesan kepada Asma’ : “Wahai Asma’ ! Sesungguhnya aku memandang buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat menggambarkan tubuhnya…)”  (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan Baihaqi)
Perhatikanlah sikap Fatimah yang merupakan bagian dari tulang rusuk  Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, bagaimana ia memandang buruk bilamana sebuah pakaian itu dapat mensifati atau menggambarkan tubuh seorang wanita. Oleh karena itu hendaklah kaum muslimin zaman ini merenungkan hal ini, terutama kaum muslimah yang mengenakan pakaian sempit dan ketat yang dapat menggambarkan bentuk dada, pinggang, betis dan anggota badan lainnya. Hendaklah mereka beristighfar kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan bertaubat kepada-Nya serta mengingat selalu sabda Nabi shollallohu alaihi wa sallam :
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
“Sesungguhnya hal yang dijumpai manusia dari perkataan para nabi adalah apabila engkau tak malu, berbuatlah sesukamu.” (HR. Bukhori).

3. Kainnya harus tebal, dan tidak tembus pandang sehingga tidak nampak kulit tubuh.
Dalam sebuah hadits shohih, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“ Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya).” (HR. Muslim)
Ibnu Abdil Barr berkata : “Maksud sabda Nabi shollallohu alaihi wa sallam adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dan tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, tapi pada hakekatnya mereka telanjang.” (Lihat Tanwir Hawalik 3/103 karya Imam Shuyuti).

4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu berkata :
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ
“Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim dan Ahmad dengan sanad shohih).
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satupun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya, sehingga terkadang seorang tak mampu membedakan lagi antara mana yang pria dan wanita. Mengapa para wanita amat senang memakai pakaian yang mengeluarkan mereka dari tabiatnya? Adakah mereka masih bermoral? Ataukah mereka menghendaki kerusakan di muka bumi ini?!!!

5. Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىْ
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah pertama.” (QS. Al-Ahzab : 33)
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat membangkitkan syahwat kaum lelaki. Sungguh aneh tapi nyata, banyak para wanita apabila keluar rumah berdandan berjam-jam dengan sedemikian moleknya, tapi kalau di dalam rumah, di depan sang suami yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang menyenangkan, justru biasa-biasa saja bahkan kerap kali rambutnya acak-acakan, bau badan tak sedap dianggap tidak masalah, penampilan menjengkelkan sudah hal yang lumrah, demikian seterusnya. Ini memang kenyataan yang tak bisa dipungkiri lagi. Semoga Alloh subhanahu wa ta’ala menunjukkan kita semua ke jalan yang benar.
Tapi jangan difahami penjelasan di atas secara dangkal, sehingga timbul suatu pemahaman bahwa pakaian wanita harus hitam saja sebagaimana difahami sebagian wanita komitmen. Alasannya, praktek wanita sahabat tidaklah demikian. Perhatikanlah atsar berikut :
Dari Ibrahim An-Nakho’i bahwa ia bersama Alqomah dan Al-Aswad mengunjungi para istri nabi shollallohu alaihi wa sallam dan melihat mereka mengenakan mantel-mantel berwarna merah..

6. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :
من تشبه بقوم فهو منهم
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.” (HR. Abu Daud dan Ahmad dengan sanad shohih)
Betapa sedih hati kita melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana ala barat baik melalui majalah, televisi dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Setiap kali ada mode busana baru ala barat yang mereka dapati, serentak itu juga mereka langsung mencoba dan menikmatinya. Laa Haula Walaa Quwwata illaa BIllahi

7. Bukan pakaian untuk mencari popularitas
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar  rodhiyallohu anhu yang berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا
Barang siapa mengenakan pakaian syuhroh (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Alloh mengenakan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)
Maksud pakaian syuhroh adalah setiap pakaian dengan tujuan meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal, yang dipakai dengan tujuan berbangga-bangga dengan dunia, maupun pakaian yang bernilai rendah yang dipakai seorang dengan tujuan menunjukkan kezuhudannya dan riya’.

8. Tidak diberi parfum atau wangi-wangian
Dari Abu musa Al-Asy’ari rodhiyallohu anhu bahwasanya ia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR.Tirmidzi, Abu Daud, Ahmad,dll dengan sanad shohih)
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu anhu ia berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلَا تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ
“Siapapun perempuan yang memakai bakhur (wewangian sejenis kemenyan-pent), maka janganlah ia menyertai kita dalam menunaikan sholat isya’ yang akhir. (HR.Muslim, Abu Awanah,dll)
Ibnu daqiq Al-“Ied mengatakan : “Hadits tersebut menunjukkan haramnya wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki.”
Itulah larangan agama yang diterjang habis-habisan oleh sekian banyak wanita. Coba perhatikan secara seksama, Jikalau ke masjid saja dilarang, lalu bagaimana pendapatmu dengan tempat-tempat lainnya seperti pasar, supermarket, terminal dan sebagainya. Tentu lebih dahsyat dosanya. Sungguh, terasa tidak pernah sepi suatu bus kota dari bau parfum yang campur dengan keringat.
Sampai disini , berakhirlah pembicaraan kita mengenai hakikat jilbab beserta syarat-syaratnya. Kesimpulannya adalah sebagai berikut :
-         Hendaklah jilbab menutupi seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Dengan catatan, apabila seorang menutupi keduanya maka ini jelas lebih suci dan utama
-         Tidak ketat sehingga menggambarkan lekuk tubuh
-         Kainnya harus tebal, tidak tipis dan tidak tembus pandang sehingga menampakkan kulit tubuh
-         Tidak menyerupai pakaian laki-laki
-         Tidak mencolok dan berwarna yang dapat menarik perhatian
-         Tidak menyerupai pakaian wanita kafir
-         Bukan pakaian untuk mencari popularitas
-         Tidak diberi parfum atau wangi-wangian.
Sebagai penutup, kami serukan kepada para orang tua,para suami, para guru, para tokoh agama dan para penguasa, bahwa di pundak kalianlah terdapat suatu beban dan tanggung jawab terhadap siapa saja yang berada dalam kekuasaan kalian.
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :
كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته
“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban tentang kepemimpinannya” (Muttafaqun alaihi)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Alloh dan Rosul apabila rosul menyeru kamu kepada sesuatu kamu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. Al-Anfal : 24).

Dikutip dari : ummushofi.wordpress.com
Sumber : Buletin Dakwah Al-Furqon Edisi 4 Th I Dzulqo’dah 1422H-Januari-Februari 2002
 

Pakaian Taqwa


“Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S.Al- A’raaf:26)


Tak ada sesuatu hal yang dilarang dalam islam, tanpa ada maksud. Semua memiliki makna yang luar biasa penting. Terlebih dengan bagaimana cara islam menghormati kaum wanita dengan mengatur cara berpakaian.

Hal inilah yang membuat saya semakin jatuh cinta untuk mempelajari islam. Tak ada sedikitpun celah dalam kehidupan yang tidak diatur. Padahal Al-Qur'an diturunkan berabad-abad yang lalu. Ajaibnya, korelasi kitab Allah itu dengan masa kini benar-benar luar biasa. Itulah yang membuktikan bahwa Al-Qu'an adalah kitab sepanjang masa.

Pemikiran tentang kitab itu akhirnya membawa saya pada masa ini. Mengenai gaya hidup termasuk di dalamnya mode berpakaian. Akhirnya sampailah saya pada ayat surat Al A'raaf : 26.
Betapa banyaknya model berpakaian dengan desain menarik yang sungguh menggoda bagi kaum wanita untuk memakainya, terlebih menggoda kaum lelaki untuk melihatnya. Namun sungguh keindahan wanita lebih dari apapun di dunia ini. Karena wanita adalah perhiasan.

Setiap bagian dari wanita adalah keindahan yang harusnya hanya boleh diperlihatkan kepada orang tertentu, dan hanya boleh diberikan pada orang tertentu.

Jika memilih makanan saja, kita memilih yang tertutup rapat, kenapa tidak dengan pakaian?


Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alloh adalah Maha pengampun lagi maha penyayang.” (Al-Ahzab : 59)

Maka dengan ayat tersebut, terbuktilah bahwa jilbab bukanlah budaya orang arab, melainkan perintah Allah SWT. Lalu apakah kita hendak melawan perintah-Nya?

Waallahu alam bishawab..........

Rabu, 22 Agustus 2012

Awal..

Bismillah...

Blog baru sebagai tempat mencurahakan segala isi hati dan pikiran serta kegundahan selesai dibuat.

Semoga menjadi bahan perenungan. Mendatangkan manfaat, menjauhkan mudharat bagi kita semua.

Amiin..

Nama

aku bertemu banyak nama yang sama sepertimu tiada kata berulang yang mampu membuat analaogi baru seperti saat terdengar nama itu kamu tak ...