Senin, 21 Januari 2013

Tapi kita belum halal....

Gambar diambil dari Google.com
terinspirasi oleh seorang adik bernama Yovita... 

dan ketika malam semakin larut, dari jauh kudengar doamu pada qiyammul lail ini
memohon aku datang agar hatimu dapat kau jaga
begitupun sebaliknya..

namun jangan mengelak
jika aku datang terimalah aku apa adanya
meski tak sempurna
karena menentukan pilihan tak semudah membalikkan tangan

aku percaya Dia
ketika mempertemukan, itulah yang terbaik..

aku mungkin sudah pernah melihatmu
di majelis, masjid, mushala atau dimana saja jalan menuju surga..
ah semoga begitu ya
biar kita ada cerita..

kemudian mari kita berta'aruf sebelum memintaku pada ibuku...

ah tapi kamu di mana?
kita belum hahal 
#kemudian hening


Senin, 14 Januari 2013

KISAH SEBUAH PISANG REBUS


Cerita dari seorang teman..
Peristiwa ini terjadi pada suatu acara seminar khusus lansia. Para lansia itu kebanyakan ialah para lansia penderita diabetes. Setiap minggunya mereka mengikuti senam diabetes dan rutin mengikuti petunjuk dokter. Tiba saatnya, sekotak snack itupun disajikan. Tapi jangan dipikir snack itu berisi makanan mewah. Cuma sebuah pisang rebus dan aqua kemasan gelas.
Singkat cerita, acarapun selesai.
Tiba-tiba seorang bapak, yang sebenarnya lebih pantas dipanggil kakek, berteriak memanggil temannya.
Pak, pisangipun njenengan ketinggalan lho (Pak, pisangnya ketinggalan),” kata Bapak itu.
“Lho nggih to (Lho iya ya),” sambil membuka kotak,”wooh nggih, teng pundi nggih (oh iya, dimana ya)?”  Bapak itu terlihat bingung. Beliau kembali ke tempat duduknya sambil mencari-cari pisang tersebut.
Sebiji pisang rebus itu ternyata sudah raib.
Melihat kejadian itu, teman saya yang saat itu kebetulan bertugas, memberi si Bapak kotak yang baru. Kotak pisang rebus. Diterima kotak itu dengan mata berbinar.

             Kejadian tersebut adalah kejadian yang cukup membuat saya tersindir luar biasa. Bagaimana mungkin Bapak itu kembali mencari sebuah pisang rebus ke tempat duduknya hanya untuk mencari sebiji pisang rebus yang tertinggal. Sementara saya, kadang tidak habis memakan makanan yang disediakan panitia seminar, membiarkan tergeletak begitu saja. Padahal seringkali harganya lebih mahal daripada sebiji pisang rebus.
                Berapa harga sebuah pisang rebus?
                Untuk kita, saya yakin tidak banyak. Mungkin kita akan sangat rela meninggalkan sebiji pisang itu tertinggal daripada hanya harus kembali. Rasanya gengsi!
                Ya, GENGSI!
                Secara tidak sadar kita terbunuh gengsi. Sehingga merasa diri ini begitu tinggi, lupa arti menghargai.
                Kadang kita gengsi bertanya karena merasa pandai. Kadang kita gengsi mengakui hal yang sebenarnya karena takut pandangan manusia. Kadang kita gengsi jika harus meminta sesuatu, padahakl kita perlu. Kita gengsi dalam banyak hal sehingga lupa diri.
                Padahal aslinya di hadapan Rabb, kita tidak lebih dari sekedar orang yang biasa saja, sangat hina. Astaghfirullaah!
                Sebiji pisang rebus itu adalah sebuah simbol ketulusan, bahkan sebuah gambaran betapa mulianya seseorang ketika ia mau menghargai sekecil apapun nikmat Tuhannya.
                Janji Allaah dalam Al-Qur’an
Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih (QS Ibrahim [14]: 7)

Semoga kita termasuk orang yang banyak menegur diri!

Jumat, 04 Januari 2013

Damai Bersama-Mu


Jangan Biarkan Damai Ini Pergi Jangan Biarkan Semuanya Berlalu Hanya Pada-Mu Tuhan Tempatku Berteduh Dari Semua Kepalsuan Dunia 
Nggak sengaja ganti channel TV dan kedenger satu lagu lama “Damai Bersama-Mu”..
Langsung mengusik hati saya untuk segera merenung. Bahwa kita Cuma seorang hamba yang sedang menunggu waktu terbaik untuk kembali...
Dan pada masa – masa penantian tersebut hanya kepada-Nya kita memohon perlindungan dari dunia yang serba sementara ini.
               
 Dunia disaat sekarang pasti sudah dipenuhi dengan kemilau yang benar – benar membuat silau. Tak ada yang benar – benar asli. Semuanya buatan manusia.
Tas KW, sepatu KW, gadget KW, bulu mata palsu, warna mata palsu (baca : softlens), warna rambut palsu, sampai tubuh pun bisa dipalsukan dengan berbagai macam operasi..
 Astaghfirullah...tidak cukupkah pemberian Rabb untukmu?

Seringkali kita berpikir bahwa ada banyak hal yang yangmenarik untuk dibeli, untuk disinggahi, untuk dipelajari.
Dan sepertinya semua berkaitan dengan dunia.
Bekal apa saja yang sudah kita siapkan untuk akhirat?
Sudahkah kita punya harta untuk disimpan di sana, tempat kita kembali?
Barangkali kita hanya jadi budak duniawi?
Atau jangan - jangan kita cuma memimpikan kekayaan, materi, ilmu kurang manfaat?
- astaghfirullah

Senyuman, dipalsukan untuk menarik perhatian.
Perhatian dipalsukan untuk menarik simpati.
Simpati dipalsukan agar dikira prihatin.
Keprihatinan dipalsukan agar menarik empati...

Lalu sudahkah TAKWA kita sesuatu yang asli?
Sudahkah IBADAH kita sesuatu yang asli?
Asli yang dimaksud disini adalah ketakwaan dan ibadah hanya karena-NYA..

Sudahkah kita melakukannya? Atau jangan-jangan semua hanya sebuah cara untuk menarik perhatian, simpati, keprihatinan, dan empati..

Belajar tentang kedamaian berarti belajar tentang bagaimana ikhlas.
Bukan karena apa - apa, bukan karena siapa - siapa..

Belajar kedamaian berarti belajar meletakkan segala sesuatu
Kembali kepada penciptanya..
Berserah tentang dunia dan akhirat. Belajar sebaik - baiknya untuk bekal kembali ..

Sudahkah kita?
Mari tanya diri sendiri.. J



Nama

aku bertemu banyak nama yang sama sepertimu tiada kata berulang yang mampu membuat analaogi baru seperti saat terdengar nama itu kamu tak ...