Sabtu, 19 April 2014

Entah, kali ini apa maunya (saya).

Dengan nama Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim..


"Bahkan tak selembarpun daun jatuh, kecuali atas seizin-Nya..."
Beberapa hari ini, rasanya saya taak lepas membaca dan mengulang kalimat itu.
Buat saya, kalimat itu seakan menyiratkan tawwakal yang luar biasa seseorang.
Pasrah, mungkin. Memasrahkan segala urusan kepada yang Maha Mengatur, tentunya setelah doa yang tak putus dan usaha yang tak kurang.

Saya hampir sampai pada satu titik bernama jenuh. 

Jadi, ceritanya begini.

....



Beberapa hari setelah proposal skripsi saya disetujui pembimbing, saya pulang dengan perasaan gamang luar biasa. Kali ini, entah kenapa saya tiba - tiba merasa tidak tenang. Tapi saya segera membuang pikiran itu. Berharap besok sudah membaik.

Lain kali, saya menghadap pembimbing lagi. Bapak pembimbing mencoret beberapa daftar pustaka yang saya gunakan. Beliau bilang, saya dilarang memakai sumber dari internet dan menyarankan saya mencari sumber cetak (koran) untuk skripsi saya. 
Saya terkesiap sejenak.
Tiba-tiba saya merasa perjalanan menulis skripsi ini berat sekali. Selain mencoret beberapa sumber internet dan menyarankan mengganti dengan sumber cetak, beliau berkata bahwa, penelitian saya ini belum ada di Indonesia dan saya harus mencoba untuk membuat rules baru dalam penelitian semiotika. 
Oh iya, saya menggunakan metode semiotika dalam penelitian saya untuk membaca makna dalam gambar - gambar meme comic di sosial media. Soal meme comic saya rasa everybody knew.

*Yang belum tau apa itu semiotika, silakan cek di sini.

Yah sampai kemudian saya seakan sadar, ini akan semakin menyita waktu. Qodarullah wa maa syaa'a faal..

Saya mulai dan mulai lagi menyusun proposal awal, agar semua sesuai. Payahnya, saya bukan tipe orang yang mudah berkonsentrasi saat tertekan. 

Saya bawa kembali kemudian proposal baru itu ke dosen pembimbing. Jeda waktunya cukup lama dengan pertemuan yang sebelumnya. Dan lagi - lagi ada yang tidak memuaskan.
Saya patah hati. Tapi saya bukan orang yang mau mengerjakan sembarangan. Saya tipe orang perfeksionis.

Lalu, apa poinnya?Satu.

Seperti yang saya tulis di atas tadi bahwa "tak selembarpun daun jatuh, kecuali atas izin-Nya". Apa yang terjadi pada kita sekarang pasti sudah menjadi takdir-Nya. Dan memang kita sendiri yang menentukan akhirnya.

Mau jadi seperti apa akhirnya?
Cuma Dia yang Maha Tau.

Lalu, apa hubungannya dengan judul?
Sangat erat. Di judul saya tidak tau mau apa, di sini saya juga tidak tau mau nulis apa.

*dikeplak berjamaah*




Bhayastrij Ika
  -sebelum ashar-





2 komentar:

  1. sama seperti saya mbak, kemarin setelah seminar proposal, beberapa dosen bilang kalau data untuk penelitian saya tidak mudah didapat, ada juga yang bilang datanya kurang banyak.

    jika untuk mencari satu data saja susah apalagi harus banyak.. walaupun proposalnya sudah disetujui oleh semua dosen dan bisa dilanjutkan, tapi rasanya malah tambah khawatir..

    bagaimana kelanjutan dan akhir dari penelitian saya? cuma Allah yang tahu.

    فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلين

    "kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal."

    BalasHapus
  2. Bismillah.

    Salam kenal, Ashfiya.

    Memang kadang berjalalan itu tidak akan semulus yang kita kira.
    Tapi sabar, tetap berusaha, berdoa, dan tawakal kepada Dia, masih akan jadi cara yang terbaik, bukan?

    Barakallahu fiik.

    BalasHapus

Nama

aku bertemu banyak nama yang sama sepertimu tiada kata berulang yang mampu membuat analaogi baru seperti saat terdengar nama itu kamu tak ...