Pagi ini, bahkan mungkin setiap pagi..
Tak kurasakan hangat matahari seperti biasa
Ya, lima tahun sudah, Bu
Aku tak lagi melihatmu di sela-sela matahari
Seakan jauh, semakin jauh
Hanya teringat beberapa bulan yang lalu saat aku pulang
Melihatmu sakit...
Duduk di kursi roda
Dan hatiku hancur karenanya
Pagi ini, Bu..
Andaikan aku punya waktu
Yang tak hanya mendengar kabarmu
Aku benar-benar ingin memijat kakimu
Bercerita tentang kota ini
Kota yang dinginnya bukan main
Bukan karena udara
Tak lebih hanya karena engkau tak ada
Kadang aku rindu obrolan kita dulu
Tentang masa kecil,
Pengalaman hidup,
Airmata semasa muda,
Perjumpaan dengan seseorang yang akhirnya kupanggil 'Bapak'
Ah betapa tak mudah dulu hidupmu, Bu..
Jika aku punya keberanian..
Mungkin akan kurangkaikan bunga warna jingga
Kubentuk mahkota
Agar dapat kupakaikan di kepala ibu..
Hanya rangkaian bunga jingga, tak akan cukup membalas
apa-apa
Jika saja aku bisa..
Mungkin setiap malam datang aku minta tidur di sampingmu
Biar kuingat lagi
Aroma yang menina-bobo kan aku selagi bayi
Maaf Ibu,
Kadang aku lupa pulang..
Lupa betapa pentingnya mencium tanganmu dan meminta restu
Lupa betapa pentingnya setiap doa
Di sepertiga malammu..
Ah, Ibu...
Sungguh sulit menghitung
Sungguh rasanya tak cukup dengan apapun
Berapa besar yang harus kukembalikan nanti
Selain doa...
Semoga Selalu disayang oleh-Nya
Lebih dari yang ada sekarang
Ibu, aku ingin pulang...
Buat Ibu ,Yang mengalirkan darah di setiap pembuluh nadi, Yang membuat jantungku berbunyi, Yang menjadi perantaraku hadir di bumi
Tidak memasang fotomu, bukanb karena aku malu, Bu.. Tapi
sungguh karena hendak menjaga kehormatanmu. Biar wajahmu hanya ada di hatiku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar